Kenapa Harus Menjadi Lilin?

Postingan ini sebenarnya email yang saya kirim dan persembahkan buat teman FB ku Azura Sameera. Ketika membaca profil dia, ada suatu hal yang kurang berkenan dan ingin kusampaikan padanya. Awwalnya sih, cuma 1 alenia saja, ndak tahu kenapa, betambah dan bertambah hingga banyak,hingaa gak enak dengan dia, terus kepikiran, "kenapa gak dipostingin aja???? Nah ini adalah email buat dia; baca ampek selesai ya, bis itu kasih tanggapan

Kalo boleh komentar (tp sebelumnya mohon maaf ya, kalo kurang berkenan dan lancang),: "kenapa harus jadi seonggok lilin? yang rela mengorbankan dirinya untuk menerangi kegelapan. apakah lilin tahu? kalau setelah kepergiannya kegelapan datang lagi, apatah lagi hanya lilin seonggok.

Saya sering mendengar/membaca peribahasa itu (entah siapa yang mempopulerknnya), namun menurut saya peribhasa tersebut tidak sejalan dengan prinsip ajaran Islam. Bagaimana mungkin seorang muslim mengorbankan dirinya untuk suatu hal yang tidak jelas kesudahannya?. Benar, cahaya Lilin akan memberi cahaya pada kegelapan, ketika dia masih kuasa. Namun ketika cahaya itu padam, dan seonggok lilin kehilangan benang, akankan ia dikenang? akankah kegelapan menghampirinya, menopangya, agar bangkit kembali? tidak, kegelapan akan tertawa riang, menari-nari karena tiada lagi cahaya yang mengusiknya.

Terus, bagaimana seharusnya kita memperumpamakan diri kita?? apa harus seperti ombak di laut? batu karang? atau gunung tinggi menjulang? Sebenarnya, banyak sekali dalil-dalil, baik dari Al Qur'an maupun As Sunnah, tentang bagaimana seorang muslim/muslimah membentuk kepribadiannya atau mempermisalkan dirinya. sayangnya, gak semuanya aku ingat, hanya beberapa saja, misalnya:

Firman Allah: "
“Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit, pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Rabbnya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat.” (QS. Ibrahim 24-25)

Ayat tersbut berkaitan dengan hadits Nabi:
“Siapakah yang dapat menyebutkan kepadaku satu pohon yang menyerupai seorang mukmin, pokok batangnya kokoh dan cabangnya menjulang ke langit?”. (Kemudian beliau menyebutkan Pohon Kurma yang kokoh menjulang lagi banyak memberi manfaat)

dalam ayat yang lain:
Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah, "Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia." (68) kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan. (69)

kemudian hadits yang berkaitan dengannya; “Sesungguhnya perumpamaan orang mukmin itu seperti lebah, makan yang baik, mengeluarkan yang baik, tidak menggganggu kecuali diganggu, tidak membuat patah ranting ynag dihinggapinya, dan hidup bergerombol (berjamaah)”

Dan masih banyak lagi, dalil-dalil tentang itu semua. Misalnya; "sebaik-baik manusia adalah yang memberi manfaat bagi manusia lain," (tp bukan berarti ia harus mengorbankan dirinya seperti halnya lilin. Sedangkan seorang ibu yang sedang hamil namun, ternyata janinnya berbahaya bagi dirinya, dan harus berkorban salah satu, antara sang ibu atau si janin, maka yang harus diutamakan adalah nyawa Ibunya)

sedangkan, berkaitan dengan kisah sahabat yang memberikan air minum secara bergiliran (pada saat terluka dalam berjihad), hingga akhirnya air minum itu kembali lagi pada pemberi yang pertama, dan yang lain syahid, dalam hal ini kasusnya berbeda. (mungkin lain waktu-postinger)

waduuuuh, kok sok tahu gini,,,,, sekali lagi maaf lho mbak... ndak tahu kenapa, ketika baca tulisan di halaman mbk Azura saya kok pingin nulis ini..... skl lg kmaaf mbk Azura

oh iya,,, ada salam dari Rully, mbk. katanya sekarng jarang smsan lagi, karena no y mbk Azura hilang,(ndak tahu kok bisa githu)

dia sekarang dh beli Hp baru. herannya? no dia masih aktif, mungkin no nya cuma disimpan dimemory hp yg dulu, tidak di memori sim... keep semangat .....

tambahan,,,,,, berbeda dengan lilin, ketika seorang muslim terjatuh (karena kecapekan mungkin), maka akan selalu ada yang akan menopangnya, memberi semangat, dan upaya membangun lainnya. karena seorang muslim dengan muslim lainnya, laksana 1 jasad, yang apabila sakit salah satu anggota badannya maka anggota badan yang lain akan merasakan sakit yang sama.(meski jarak berjauhan)

hal ini kita rasakan saat ini, apakah kau juga meraskannya??? saudara kita di palestin, inggris, jerman, prancis, amerika, betapa kita merasakan apa yang mereka rasakan. jauh memang jarak kita dengan mereka, tetapi kita selalu menanti-nanti kabar dari sana. Udah dulu 4fwan....

Aku ingin seperti lebah, yang memberi manfaat bagi manusia, aku ingin agar kehadiranku tidak merusak, seperti halnya lebah ketika menyerap madu dari bunga tanpa mengkoyaknya tetapi aku akan melawan mereka yang mencoba untuk mengusikku, saudara2ku, agamaku, kan kuhajar mereka bersama saudara-saudaraku

**************************************
uh.. akhirnya dipostingin juga, meski ada sedikit edit.

catatan;
  1. Itu hanya unek-unek saja yang muncul ketika baca profil teman saya. bukan berarti pandangan saya paling bener dan pas. Karena pada dasarnya, yang menulis lebih tahu apa yang diinginkannya. Dan saya juga tidak bermaksud untuk memaksakan, cara pandang saya agar diikuti oleh dia maupun siapa saja. Bisa saja Lilin memiliki arti spesial bagi seseorang.
  2. Sekali lagi itu semua hanya berdasarkan pada pengetahuan saya yang cetek dan masih perlu belajar lagi.
  3. Buat Azura Samera, maaf jika itu mengusik ketenangan kamu.
  4. Namun, jika dipikir-pikir unek-unek saya kok bener juga ya!!!! (halah mulai lagi.... kabuuuuuur)


16 Response to "Kenapa Harus Menjadi Lilin?"

  1. Inilah Uneg-uneg ku ketika baca buku : malah jadi inget mantan ^-^,,, wanna share it with you....
    :::
    http://wiedesignarch.blogspot.com/2010/05/ingat-ingat-mantan.html

    Anonim says:

    Yang pasti kita sama Sob...pengen bermanfaat buat orang lain walaupun ga mungkin untuk semua orang hhe.....

    karena lilin mengorbankan dirinya untuk memberi cahaya dikala gelap,bermanfaat untuk org lain ^^

    salam kenal dan trima kasih sdh mampir ke rmh virtual ku sobat ^^

    Sama juga, pengen bermanfaat buat orang lain. Itu baru namanya hidup.

    blognya sudah terfollow ni. Tengkiu sdh difollow lbh dulu.

    None says:

    mas Abiy, maaf aku mau kasih komentar dulu, ni mepet ama jam kerja abis, aku baca tapi komentar dulu haha... ama nyobain kolom ni :p, owh ya, kasih siapapun dunk yang komentar :(

    Anonim says:

    seperti lilin? memberikan terang sekaligus mengorbankan dirinya terbakar. Mengapa tidak seperti neon saja, memberikan terang tapi tak membuat dirinya terbakar. Aku jadi bingung, seperti apakah dan yang bagaimanakah semestinya? Dan, Al Quran lah yang mampu menjawabnya.

    Ajeng says:

    menjadi apapun, asal berkah dan bisa memberikan manfaat kepada orang lain tanpa harus mengorbankan diri sendiri. Salam, terima kasih sudah mempir ke rumah bunga saya ^_^

    bgaimana kalo jadi mentari? yang sinarnya tak pernah padaM (he he he)..

    kunjungan awal,salam kenal

    Anonim says:

    Ya memang Lilin sesuatu yang sangat berguna di kala lampu mati... Banyak orang lebih memilih Lilin disaat Lampu mati.

    thanks infonya sob

    jadi diri sendiri aja..:)

    bicara soal lilin, ada yang bikin perumpaan dari lilin ini, soal semangat yang menggebu gebu tapi hilang lenyap tertelan oleh diri sendiri, bagai lilin yang leleh habis oleh panas sendiri........

    zujoe says:

    luv this post so much... lam kenal juga ya ma nu fren....

    seneng jadi terang.
    gak seneng jadi gelap.
    moga-moga terang gak pernah padam dan pergi.

    Unknown says:

    semoga banyak orang suka terang.
    sebab terang itu menggapai kegelapan.
    biar bisa saling melihat dan dilihat.

Posting Komentar

powered by Blogger | WordPress by Newwpthemes | Converted by BloggerTheme